Thursday, February 24, 2011

Day 30 #30HariCSK: [Katrina]

Lagi-lagi aku terbangun dalam tidurku. Mimpi yang sama.

Aku, gaun pengantin itu, dia.

Aku menyeka peluh yang membasahi dahiku. Bisakah aku bahagia dengan hidupku? Hidup yang kamu pilihkan untukku?

Tanganku meraih gelas dan sebuah tablet dari toples bening di atas meja dan segera menenggaknya.

Kamu tahu, seharusnya disaat seperti ini, pelukanmulah yang menenangkan aku, bukan rujukan dokter psikis.

Menyedihkan, memang. Aku masih mencintai kamu. Kamu yang mencintai sahabatku.

Aku mungkin naïf, tetapi tidak bodoh. Caramu menatapnya. Tatapan yang tidak pernah aku dapatkan dari tunanganku.

Empat tahun berlalu, hatiku masih sakit. Kuharap kamu sama sakitnya denganku.

Tidak. Seharusnya kamu dapat lebih.

Day 29 #30HariCSK: Dingin

Tunggu.

Seenaknya saja ia menggerayangi tubuhku! Memandangi wajahku tanpa ekspresi. Hey, sekarang dia memandangi bagian terlarang-ku.. Hey!

Belum pernah aku semalu ini dalam hidupku! Telanjang, tergolek pasrah. Ya,, benar-benar tidak berdaya.

Bagian terburuknya, aku tidak mampu melakukan apa-apa. Perlawanan, reaksi negatif, reaksi positif, apapun. Aku hanya mampu mengawasi matanya melucutiku.

Saat ini ia memandangi perutku. Oh tidak, jangan. Memang harus kuakui memang ada kelebihan beberapa kilogram di situ.

Ia menyeka kakiku dengan kain basah begitu lembut, perlahan tapi pasti.

Romantis? Sama sekali tidak.

Setelah usai, ia menutupi seluruh bagian tubuhku hingga kepala dengan kain putihnya, memasukkanku ke dalam laci dingin.

Wednesday, February 23, 2011

Day 28 #30HariCSK: Trash Talker

“Aku masih sayang kamu,” lelaki itu berteriak di tengah keramaian. Gila! Dia pikir ini sinetron, apa? Bagus. Semua melihat ke arah kami.

Aku membuang muka dan terus berjalan menjauhi dia.

“Tata! Tunggu, Ta!”, suara derap langkah yang dipercepat terdengar. Ia pasti mengejarku.

Aku terus berjalan.

“Kamu ga percaya?”

Aku mempercepat langkahku.

“Tata, apa aku harus berteriak lagi supaya seluruh dunia dengar kalau aku sayang kamu?”

“Terserah,” jawabku sekenanya.

“Aku masih sayang kamu, tolong kasih aku kesempatan.”

“Sudahlah, lupakan saja aku.”

“Ta, plis ta.. dengerin aku dulu..” Tangannya meraih tanganku dengan kasar.

“Sakit, ___________ (isi dengan kata kasar)!”, spontanku.

CUT! Tata, jangan kasar-kasar dong, manis!”

Day 27 #30HariCSK: Blackout

Sejak siang tadi ponselku low-batt. Langsung ku colokkan kabel charger dengan sigap dan tersenyum senang saat melihat indikator batrenya berkedip tanda terisi.

Sementara terpasang, aku sibuk membaca-baca ulang SMS yang kuterima hari ini, dan juga foto-foto yang kemarin ku abadikan saat bertemu dengan teman-teman.

Aku membalas pesan singkat yang tadi tidak ku prioritaskan, dan juga mengecek akun-akun pada situs jejaring sosial. Sesekali aku tersenyum membaca komentar dan balasan dari teman-temanku, lalu membalasnya kembali.

Sambil menikmati pendingin ruangan, aku membaringkan diriku ke atas kasur dan menyalakan televisi dengan pengendali jarak jauh, mencari-cari acara yang menarik, ah, sinetron kesukaanku!

PETTTTTTT.

Kurang ajaaaaaarrrr!

*Mati lampu, sehari dua kali. Kalah jadwal mandi gue!

Tuesday, February 22, 2011

Day 26 #30HariCSK: Menurut lo?

Jahat sekali mereka itu.

Dulu kata ibu, suaraku nyaring sekali saat aku baru lahir.

Katanya, kalau senang bernyanyi, jangan setengah-setengah. Jangan puas dengan perlombaan antar kelas atau bahkan antar sekolah. Kalau bisa jadi artis sekalian!

Maka dari itu aku mengikuti audisi lomba menyanyi se-Nusantara ini. Gak level deh, ikut lomba kelas teri begitu.

Aku memasuki ruangan dengan penuh percaya diri. Musisi Akang, Diva muda Agnes Maulagi, Erwin Gitar-wah. Siap-siap minder-lah kalian!

Tau gak, aku disuruh pulang! Sedari SD aku pemimpin upacara, loh! Sudahlah, mungkin memang selera mereka yang norak.

Lihat saja nanti, mereka pasti menyesal kalau melihat saya di TV!

*Rasa percaya diri kadang berbanding terbalik dengan kemampuan. Kaya begono deh jadinya! #eaaa

Day 25 #30HariCSK: ada monyetnya

Aku melangkahkan kakiku kecil-kecil tapi cepat, menjauh dari keramaian. Semoga air mataku tidak tumpah.

Hatiku bergejolak saat ia melintasiku.
Melintasi, loh. Hanya melintas. Lewat begitu saja.

Tidak bisakah ia menyapaku? Hai, halo, apa kabar, apapun!

Sialnya lagi, wangi parfumnya seakan masih menghantui inderaku. Seakan seluruh dari diriku tidak rela melepas pesonanya.

Wah, dia berjalan ke arah sini lagi. Duh, rambutku sudah rapi belum ya? Apakah dia menyadari aku pakai baju Hijau.. dia kan suka sekali warna hijau!

Hei hei hei! Lagi-lagi ia melewatiku. Melirik saja tidak!

Sekali, kumaafkan. Dua-tiga kali, tidak apalah. Sepanjang hari? HUH.

Benci. Caranya mengecup wanita-nya. Benci!

Day 24 #30HariCSK: cinta?

“Kamu cinta aku say?”
“Cinta dong, yank!”
Really, honey?”
Yes, sweetie. Kamu?”
“Aku cinta lovey too.”
“Beneran Beb?”
Cintaaaah?”
“Iya, mamah..”
Mamah kangen.”
Papah lebih kangen lagi. Muach.”
“Muach. Bebsi.. Kamu kesini jam berapa? Jadi kan ke rumah?”
“Oh tentu darling. Udah kangen banget ya sama akyu?”
“Iya, bebiii. Cepetan.”
“Iya baby boo. Sabar dong. Aku belum mandi.”
“Gak usah, pentingan mana mandi sama aku? Aku kangen bang-gets!”
Schatz, pasti lebih penting kamu dong! Ya udah aku mandi dulu yah.”
“Tapi jangan lama-lama ya SweetiePie, love you.”
love you too manis.”
“Love you liebe.”
Aishiteru.”
Wo ai ni”
Ich liebe dich.. Muach.”
….


*Udah lewat 100 kata, maaf, pembicaraan jijay ini nggak bisa dilanjutkan :p

Day 23 #30HariCSK: makan

“Ayam goreng krispi*, ma!”, tangan kecil itu meremas genggamannya saat melihat gambar kakek beruban tersenyum ramah.

Ia merengut saat ia melihat mamanya menggeleng. Seakan lupa, dua puluh detik setelahnya ia sudah kembali ceria.

Tangan kecilnya menunjuk orang-orangan berkepala besar yang bergoyang-goyang. “Mama, bola kepala pocong!**”

Ia segera melupakannya ketika kepala itu kembali menggeleng.

“Waaaah… roti lapis daging keju*** ma..”, tangan kecilnya kembali meremas dan kali ini digoyang-goyangkan dengan heboh saat ia melihat sekumpulan anak-anak melahap roti lapis dengan mahkota kertas di kepalanya.

Mama tersenyum namun menggeleng. ‘Tidak apa’, pikirnya riang.

Lalu Mama mengajaknya ke suatu tempat.

IRASSHAIMASE!”

“Waaaah, nasi kepal**** kesukaanku!"

-----------------------------------------------------

Moral of the story:
1. Sabar ciiin, best things come to those who waits, gitu katanya. Kadang saat kita lelah menunggu, kita malah tau-tau dapet hal yang lebih baik :)
2. Beneran deh, Fast Food itu enak sekali. Huh, inget resolusi seumur hidup: kurangi junk food!*KFC
**Ekkado-nya Hokben
***Burger King
****Sushi (apa kek)

Day 22 #30HariCSK: Ups

“Ini apa?”, ia melempar kemejaku yang kukenakan kemarin.
“Kemeja.” Jawabku singkat.
Ia mengambil kemeja yang ia lempar tadi dan menelusurinya satu-satu. “Ini! Ini apa!”, kali ini ia menyodorkan bagian kemeja yang ternoda pemulas bibir berwarna pink.

Aku berpikir harus menjawab apa.

“Kamu main gila? Tega kamu mas!”, jeritnya histeris.

Aku masih berpikir.

“Gak bisa jawab, mas?”
“Nggak gitu dek.”
“Jadi itu?”
“B-bekas lipstik. Tapi mas nggak tau itu dari mana. Mungkin terkena saat berdesakan di lift.”

Marni terdiam.

“Percaya sama aku dek,” aku membelai rambutnya, lalu ditepis dengan ambekan khas darinya.

“Kalau lagi ngambek gini makin manis deh, Yanti..”

BUKKKK!

*Ps. Selingkuh. You just gotta choose HOW you’ll be busted. In harsh or uglier way? ;p

Tuesday, February 15, 2011

Day 21 #30HariCSK: Caper

Cari perhatian.

Begitu kata teman-temanku tentang aku.

Aku tidak cantik, teman-teman wanitaku mengkonfirmasi tentang itu. Mereka membenciku. Tetapi laki-laki? Tergila-gila padaku.

Tita, kembang sekolah, cantik, pintar, supel. Ia menuduh aku merebut gebetannya, padahal yaa, aku memang menyukai Rino. Setelah melabrakku, ia dan teman-temannya menempelkan permen karet ke rambut panjangku yang indah (dan digilai laki-laki).

Berkat keahlian ibu, rambut panjangku dapat diselamatkan. Tapi aku memotongnya hingga pendek. Pendek sekali.

Aku berwajah pucat. Guru bertanya padaku. Aku (pura-pura) ketakutan. Mereka mendesak. Aku menangis (buaya), mencurahkan kepedihanku selama ini.

Guru membelaku.
Rino memilihku.
Tita dikeluarkan dari OSIS.
Para wanita masih membenciku.

Tidak apa.

Day 20 #30HariCSK: Bola

Aduh!

Gerombolan anak-anak itu menimpukiku dengan bola-bola berwarna. Tidak sakit sih, tapi.. argh!

Tuk.
Tuk.
Tuk.
Merah, merah, kuning.
Tarik nafas…….

Tuk.
Tuk tuk.
Tuk.
Aku melirik. Biru, hijau, biru, merah.

Mereka tertawa terbahak-bahak. Aku memunguti bola-bola itu dan mengembalikannya ke kolam bola.

Tuk.
Bola kuning, tepat mengenai wajahku. Tarik nafas…
Tuk. Tuk. Tuk tuk tuk tuk tuk.
Gelak tawa itu menjadi-jadi.

Aku mulai melempari bola-bola itu kepada mereka. Ralat. Aku mulai menyambiti mereka.

Awalnya mereka tertawa, namun seketika berubah menjadi tangisan rewel, bahkan histeris.

Hariku diakhiri dengan amplop berisi beberapa lembar uang kertas. Ah, cari kerja memang susah ya?

Day 19 #30HariCSK: Penipu

Dear kamu,

Cukup sudah kesabaranku teruji dengan sikapmu yang membuatku mual. Bukan karena kamu lebih cantik, lebih kaya, ataupun lebih langsing. Bukan juga karena rambutmu lurus alami, lebih putih, dan juga lebih modis.

Tapi karena kamu penipu!

Kamu memang hebat, fotomu terpampang di mana-mana. Gigimu sempurna, wajah mulus dan senyummu mempesona.

Aku begitu geram melihat kukumu yang terkikir dengan rapi, dengan pemulas warna merah mengkilat, sungguh matching dengan bibirmu yang merona indah.

Tahukah orang lain (selain aku) bahwa kamu, tidak secantik yang terlihat dari rupanya? Kakimu berbulu, punggungmu berjerawat, keringatmu lebih bau dari neraka?

Terlebih lagi.. kamu punya jakun. Hih!

Tuesday, February 8, 2011

Day 18 #30HariCSK: Block

Beberapa saat aku menatap televisi yang sedang menayangkan cerita detektif, kesukaanku. Berusaha menebak-nebak siapa pembunuhnya, sambil memperhatikan setiap detil yang diberikan. Ya, layaknya detektif betulan.

Tiba-tiba aku teringat kedua tanganku masih ada diatas keyboard komputer, layar yang menampilkan bidang putih besar seperti kertas terpampang bersih dan kosong melompong, menyisakan sebuah garis penanda kecil yang berkedip-kedip di sisi kiri atasnya.

Aku menatap bidang kosong itu, menuliskan beberapa kata, lalu menghapusnya kembali. Sesekali terdistraksi suara dari televisi, kadang suara senjata api, suara teriakan, bahkan iklan.

Sambil mengunyah biskuit hitam ber-packaging biru tua, aku mulai mengetikkan kata demi kata sambil bersuara, “Beberapa saat..”

-----
*kisah nyata ini, sungguh.

Thursday, February 3, 2011

Day 17 #30HariCSK: Cina

Jangan panggil aku ‘Cina’.

Aku memang warga Negara keturunan Tionghoa. Mataku sipit, kulitku pucat. Tetapi jangan panggil aku ‘Cina’.

Menyakitkan? Nggak juga. Justru aku bangga, kata orang, orang Cina itu rajin, pekerja keras dan tidak mudah menyerah. Sedikit banyak, aku termotivasi untuk menjadi seperti mereka. Toh aku hanya.. seper-sekian keturunannya saja.

Kalian tahu? Orang Cina sangat menghormati orang tuanya. Mereka juga pintar menyimpan uang, alias irit. Maka dari itu banyak dari mereka yang kaya raya.

Jangan panggil aku ‘Cina’ yaa. Apalagi ‘Amoy’.

Menyakitkan? Tidak.

Aku memang keturunan Tionghoa. Jangan panggil aku ‘Cina’, karena aku punya nama.. Panggil aku Mei Hua.

Day 16 #30HariCSK: Pelit?

Matanya melirik kesana kemari. Bulu matanya yang lebat dan panjang bergerak bersama dengan kedipan lugunya. Sesekali ia memperhatikan satu hal, setelah itu kembali mengajak pandangannya menari dan memperhatikan hal lainnya.

“Mau makan apa?”, suara itu membuyarkan konsentrasinya.

Gadis kecil itu terdiam, lalu memperhatikan hal lainnya. Pelayan yang membawa nampan, tamu di meja sebelah, gelas yang dipegangnya, Apapun.

“Sayang, nggak laper?”, dia lagi, kali ini mulutnya berdecak, berisi nasi dan ayam goreng. Sepertinya lezat…

“Say, makan dong..”

“Enak loh ini.” Kraus Kraus Kraus..

“Sssslurppp Ahhh..”

Ia memasukkan jari telunjuk pada lubang hidungnya, diiringi dengan mimik seakan berkata, “MENURUT LOOO? MANA MENUNYAAAA?”

*Based on True Story. Well actually, inspired by the little girl with her dad (probably) at the table next to ours yang kaga makan, meanwhile si babe lahap beneeeeur!

Tuesday, February 1, 2011

Day 15 #30HariCSK: Sabar

"Belom juga ya?"
"Belom."

"Udah belom?"
“Ck ah, belom! Sabar, bentar lagi palingan..”
“Lama ya…..”

“Err.. masa selama ini sih?”
“Ya emang…”
“Huu…”
“….”

“….”
“Ngapain sih ngelongok-ngelongok melulu!”
“Abis lama…”
“Ya diliatin juga ngga akan jadi cepet!”
“….”
“Udah sana duduk deh.”
“Iya..”
“Dasar ga sabar amat..”
“Ha?”
“Ck, udah duduk aja, sabar.”
“Iya…”

“Haduuuuh, lama amaaaat..”
“….”
“Udah nggak tahan iniii..”
“Ck.”
“….”

“Haduuhh, bikin ribet aja sih, sana ah!”
“Cuma pengen liat, berapa lama lagi..”
“Bentar lagi kok.”
“Dari tadi juga bentar lagi bentar lagi!”

“Nih..”
“Waaaaaww..”
“Enak ayam gorengnya?”
“Enaaaakk!”
“Abisin semua ya? Jangan disisain.”
“Iyaaaa!”


*based on true story - balada ayam goreng tepung buatan koko yang asli enaaaak banget!